Rindu yang Tersimpan di Tepi Senja

Rindu yang Tersimpan di Tepi Senja
Karya : Andi AM

Senja merayap perlahan menutup garis cakrawala
Angin laut berbisik lirih memanggil nama
Pasir lembut menggenggam jejak langkah pertama
Aku berdiri diam menatap perahu terbawa gelombang jauh sana

Ombak menepuk karang bagai hati terus diuji
Langit jingga terbelah cahaya redup menepi
Kutahan getar didada saat layar kecil menyepi
Kukenang janji yang dulu terucap penuh berani

Perahu melaju pelan menelan jarak tak pernah menunggu
Angin mengantar doa yang kupintal dari waktu
Kupeluk sunyi panjang seolah merapatkan kalbu
Gelombang mengetuk nadi membawa nama yang tak pernah layu

Kadang rindu memukul dada seperti badai menyapa
Matahari tenggelam perlahan menanggalkan cahaya
Burung camar berputar seakan memberi tanda
Bahwa jarak adalah ujian yang tak bisa ditawar siapa pun juga

Kupandang garis air merekam kenangan terakhir pagi tadi
Tatapanmu teduh memelukku saat waktu terbagi
Suaramu lirih memohon aku tetap berdiri
Menjaga harapan meski takdir kerap menghantam berani

Namun hatiku retak ketika senyummu perlahan membeku
Dada bergemuruh memikul janji yang kian rapuh tertunduk lesu
Aku terombang-ambing rahasia yang tak pernah terucap satu
Apakah cinta mampu bertahan dari badai yang tak menentu?

Di tepi pantai kutemui doa bersandar pada kata
Kukumpulkan pecahan harap agar kembali menyala
Kupeluk angin laut seolah memegang bahumu nyata
Keyakinan kecil tumbuh perlahan mengusir segala lara

Kini kutahu rindu bukan sekadar menanti
Rindu adalah keberanian menahan perih tak terbagi
Bersabar dalam sunyi tanpa perlu janji tinggi
Menerima luka tanpa harus memohon simpati

Perahu mungkin kembali saat waktu merajut setuju
Atau karam diam-diam ditelan gelap tak pernah ditunggu
Namun aku tetap berdiri, menjaga api yang tak layu
Sebab cinta sejati tak pernah meminta selain diberi ruang untuk tumbuh selalu


Makassar 2025